POLEWALI, RADARSULBAR — Sebanyak 175 ekor kuda akan meramaikan Festival Sayyang Pattudu yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Polewali Mandar, Senin 23 Mei 2022.
Selain itu ada sekira 1.800 orang yang terdiri dari pesarung dan penunggang kuda yang terlibat dalam Festival Sayyang Pattudu ini.
Festival Sayyang Pattudu ini digelar dalam rangkaian untuk menjadikan salah satu budaya warisan dunia yang terdaftar di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unisco).
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Polman Marendeng mengungkapkan festival ini akan diikuti 175 ekor kuda dengan jumlah peserta 1.800 orang terdiri dari pesarung dan penunggang kuda yakni perempuan cantik yang mengenakan pakaian adat Mandar dengan dandanan pernak pernik khas.
“Fixnya 175 ekor kuda Pattudu akan ambil bagian dalam festival ini. Rute festival Sayyang Pattudu ini akan star di Jalan Manunggal depan Kantor Bupati Polman kemudian menuju Jalan Budiutomo lalu berbelok ke Jalan Tritura depan kantor Camat Polewali lalu masuk ke kawasan Sport Center hingga melalui pintu belakan stadion HS Mengga,” jelas Marendeng saat dikonfirmasi Minggu 22 Mei.
Lanjut Marendeng, panitia sudah berkoordinasi dengan Polres Polman dan Dinas Perhubungan untuk pengamanan jalur yang akan dilewati karnaval ini. Jalur yang dilintasi sudah tidak ada masalah dan tidak masuk ke jalan Trans Sulawesi sehingga tidak menggangu lalu lintas.
Ia juga menyampaikan, festival ini akan dibuka secara langsung oleh Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar dan akan dihadiri perwakilan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI serta Ketua Komite Nasional Indonesia Unesco (KNIU) beserta rombongan.
Selain mengadakan Festival Sayyang Pattudu juga diadakan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI dan Komite Nasional Indonesia untuk Unisco (KNIU), Selasa 24 Mei.
Kepala Disdikbud Polman, Andi Masri Masdar mengatakan pengajuan salah satu atraksi budaya Mandar Sayyang Pattudu ke pemerintah dan Unesco agar dapat diakui sebagai warisan kebudayaan dunia. Sehingga untuk mendapat pengakuan ini pihaknya mengundang Dirjen Kebudayaan Kemendikbud dan KNIU untuk menyaksikan Festival Sayyang Pattudu di Kabupaten Polman serta pelaksanaan FGD terkait Sayyang Pattudu.
“Festival dan FGD ini diadakan agar tradisi Sayyang Pattudu agar dapat diakui dunia sebagai warisan kebudayaan,” terang Andi Masri Masdar. (arf/mkb)