JAKARTA, RADARSULBAR —Tahun 2023-2040 sebagai tahun kritis perubahan iklim. Pengendalian emisi gas rumah kaca menjadi sangat mendesak untuk dipercepat.
Begitu disampaikan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI 1978 – 1993 Prof Dr Emil Salim, dalam acara Indonesia Green & Sustainable Companies Award 2022 dengan tema Becoming Industry Champion by Implementing Green & Sustainable Business.
“Dalam perkembangan dunia saat ini, berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change, sasaran pengendalian suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat celcius (dari hasil Pertemuan Paris 2015) sulit tercapai karena peningkatan suhu tersebut kini telah terjadi. Hal inilah yang membuat target Net Zero Emission menjadi bergeser dari 2050 ke 2040,” ujar Prof Dr Elim Salim, Selasa 17 Mei 2021.
Menurutnya, penting bagi dunia usaha agar berperan aktif melakukan pembangunan berkelanjutan dan mempercepat target Net Zero Emission tersebut. Disebutkan, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berkomitmen mengurangi emisi CO2 mencapai 30 persen pada tahun 2030. Serta berkomitmen mengurangi emisi karbon sebanyak sepertiga tiap satu dekade. Dengan demikian, diharapkan pada 2050 bisa tercapai bebas emisi karbon. Upaya ini kian ditempuh melalui pendekatan geological atau biological untuk bisa menyerap CO2.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan dalam menyusun rencana pengembangan perusahaan atau yang disebut dengan PKT Growth Strategy, konsep ESG menjadi bagian tak terpisahkan. Pihaknya memiliki visi untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang agribisnis dan petrokimia.
“Untuk mencapai hal tersebut, kami telah mengusung tiga strategi, antara lain supply chain excellence, diversification excellence dan geographical expansion excellence. Ini sebagai upaya mengurangi jejak karbon, tetapi dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara,“ jelasnya.
Untuk praktek green initiatives merupakan pemanfaatan solar panel hingga mengeluarkan produk-produk yang eco-friendly, salah satunya adalah Smart Bioball. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan untuk mereklamasi lahan-lahan bekas tambang. Bekerja sama dengan Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan open pit (mining) terbesar di dunia. Bioball yang mengandung seed dan nutrient ini nantinya diberikan ke open pit sehingga bisa mereklamasi lahan tambang KPC tersebut. Di bidang sosial, PKT juga melakukan marine biodiversity sebagai upaya mempertahankan dunia yang terus hijau.
“Ke depan, kami akan terus melakukan pengembangan bisnis dan teknologi baru, termasuk yang difokuskan pada penyerapan CO2 untuk digunakan sebagai bahan baku produk lainnya serta mensubstitusi bahan baku gas alam dengan hidrogen berbasis EBT untuk menghasilkan Green Ammonia. Nantinya, tidak hanya Amonia nya yang zero carbon fuel, proses produksinya pun tidak mengeluarkan karbon,” tutup Rahmad. (*)