CJH Bakal Berangkat dari Sembilan Embarkasi

  • Bagikan
Dokumen Jamaah haji di Terminal 1 Juanda Minggu dini hari beberapa waktu lalu. --dok jawapos--

Dalam kesempatan yang sama, permintaan Dirjen PHU direspons positif oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dia berkomitmen mendukung akselerasi pengiriman komoditas tertentu dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan jemaah di Tanah Suci.

Sementara itu, untuk pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji, Garuda Indonesia akan mengoperasikan dua jenis pesawat. Yakni, Boeing dan Airbus. Ada tiga embarkasi yang bakal diterbangkan menggunakan Airbus 330-300 dan Airbus 330-900. Yakni, Solo, Banjarmasin, dan Balikpapan.

Embarkasi lain bakal dilayani dengan pesawat Boeing 777-300 dan Boeing 747-400. Yakni, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Surabaya, Makassar, dan Lombok.

Sebagai informasi, pada masa operasional haji 1443 H/2022 M, pemerintah Indonesia akan memberangkatkan 93.781 jemaah haji reguler dan petugas kloternya. Petugas kloter adalah mereka yang menyertai jemaah selama penyelenggaraan haji. Di setiap kloter ada empat petugas yang terdiri atas ketua kloter, pembimbing ibadah, dan dua petugas kesehatan.

Terkait kesehatan jemaah haji, sebanyak 98 petugas kesehatan haji disiapkan untuk melayani 100.051 jemaah yang akan berangkat tahun ini. Salah satu persiapannya adalah pelatihan kompetensi dan rencana operasional petugas haji di Lakespra dr Saryanto, Jakarta.

Kepala Lakespra dr Saryanto Marma TNI dr Swasono Sp THT (KL) menyebutkan bahwa para peserta pelatihan pembekalan itu diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta menyiapkan fisik dan mental. Tujuannya, mereka lebih sigap dan tanggap dalam mendeteksi maupun melayani jemaah haji yang berisiko tinggi.

“Pengabdian tanpa batas ini membutuhkan skill, knowledge, dan attitude yang tidak terbatas pada ilmu kedokteran, perawatan, dan pendukung medis, tetapi sikap yang terkoordinasi, satu komando untuk mengantisipasi kelalaian dan keterlambatan dalam pemberian tindakan yang berakibat fatal terhadap jemaah,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kunta Wibawa Dasa Nugara menyatakan bahwa berdasar data evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 15 tahun terakhir, angka kematian jemaah haji Indonesia masih sangat tinggi. (jpg)

  • Bagikan