Festival Sayyang Pattuqduq, Lestarikan Budaya, Hiburan Bagi Warga

  • Bagikan
Peserta Festival Sayyang Pattuqduq berdiri di atas kuda dan dinilai oleh dewan juri, di area Taman Budaya dan Museum Sulbar Buttu Ciping, Selasa 10 Mei 2022. --muh mabrur/radarsulbar--

POLMAN, RADARSULBAR — Ribuan orang membanjiri Taman Budaya dan Museum (TBM) Sulbar di Buttu Ciping Desa Batulaya Kecamatan Tinambung, Polman. Mereka ingin menyaksikan secara langsung Festival Sayyang Pattuqduq, Selasa 10 Mei 2022.

Sejak pukul 12.00 wita, masyarakat sudah berbondong-bondong hadir di tempat tersebut. Mereka sengaja datang untuk menyaksikan atraksi 20 ekor ‘kuda menari’ dalam balutan festival yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulbar.

Koordinator Teknis Pelaksanaan Festival Sayyang Pattuduq, Muhamad Rifai mengatakan jumlah pendaftar membeludak, bahkan hingga mencapai 100 ekor kuda. Namun peserta yang ikut dalam festival tahun ini hanya berjumlah 20 kuda. “Sebenarnya pendaftar sekitar 100 kuda, namun karena masih dalam situasi korona maka kita batasi menjadi 20 kuda,” ucapnya kepada Radar Sulbar, kemarin.

Kata dia, pesertanya berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Polewali Mandar (Polman). Yaitu dari Limboro, Alu, Balanipa serta Tinambung.

Di tempat yang sama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TBM Sulbar Ika Lisrayani mengatakan tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk melestarikan warisan budaya tak benda yakni Sayyang Pattuqduq. Agar budaya ini tidak punah dan dapat terus dinikmati lapisan masyarakat, terutama generasi muda.

“Juga agar generasi muda bisa lebih tahu Sayyang Pattuduq ini adalah warisan leluhur yang tidak boleh punah. Saya lihat masyarakat sangat antusias dengan adanya kegiatan ini dengan banyak masyarakat yang datang membanjiri untuk menonton,” ungkapnya.

Ia berharap, event ini bisa dilaksanakan kembali tahun depan. Agar bisa menjadi event tahunan. “Dan mudah-mudahan bisa lebih meriah lagi,” ujarnya.

Kepala Disidkbud Sulbar Gufran Darma Dirawan mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Kota Tua yang ada di Kabupaten Majene. “Karena ini merupakan hasil kesepakatan antara saya dengan Kadis Pariwisata. Jadi kegiatan ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya bangsa di masyarakat,” ungkapnya. (rur/dir)

  • Bagikan

Exit mobile version