Realisasi inflasi Sulbar pada Februari 2022 tercatat deflasi, yaitu -0,12 persen atau 2,89 persen. “Berdasarkan hasil SPH (Survei Pemantauan Harga) mingguan yang dilakukan BI sampai minggu ke-4 Maret 2022, Sulbar diperkirakan akan terjadi inflasi pada Maret 2022 dalam kisaran 0,15%-0,5% (mtm) atau 2,6%-3,0% (yoy),” urainya.
Beberapa komoditas bahan pangan diperkirakan menjadi penyumbang inflasi Sulbar pada Maret 2022 antara lain daging ayam, daging sapi, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, gula pasir, dan minyak goreng.
Terkait hal ini, salah satu peserta diskusi, Anhar, mempertanyakan terkait sektor-sektor rill dalam pertumbuhan ekonomi di Sulbar. Selain itu, juga soal pewilayahan potensi peningkatan ekonomi daerah ini. “Paling tidak, kita bisa mendorong masing-masing daerah untuk mengolah potensinya untuk pertumbuhan ekonomi rill,” ujarnya.
Itu ditanggapi Hermanto dengan menjelaskan, bahwa saat ini potensi terbesar Sulbar adalah sektor pertanian, perkebunan, kelautan dan peternakan. Potensi ini dilakoni sebesar 40 persen masyarakat.
“Sementara, sektor pengolahan kita masih pada tataran 10 persen. Begitu juga dengan sekotor jasa, masing di angka 10 persen. Untuk menumbuhkan ekonomi, maka kedua sektor itu harus tumbuh lebih baik lagi,” simpul Hermanto. (dir)