Sedangkan paham rupiah, ditunjukkan dengan memahami fungsi rupiah sebagai nilai tukar dan cara mengelolanya. Misalnya bertransaksi dan berbelanja dengan bijak, berhemat dan berinvestasi,” jelasnya.
Pada pertemuan kemarin, Ia pun memaparkan kondisi perekonomian Sulbar. Dikatakannya, secara keseluruhan tahun 2021, perekonomian Sulbar tumbuh 2,56 persen atau lebih baik dari tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -2,40 persen.
Perbaikan tingkat pertumbuhan ekonomi Sulbar selama tahun 2021 sejalan dengan perbaikan ekonomi nasional dan global setelah terkontraksi pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19. Khusus Sulbar juga menghadapi tantangan bencana gempa bumi di awal tahun 2021.
Perekonomian Sulbar tahun 2022 diproyeksikan tumbuh lebih baik dari tahun 2021. Tingkat vaksinasi yang membaik, serta perbaikan dan pembangunan infrastruktur akan meningkatkan aktivitas perekonomian tahun 2022. “Namun, salah satu hal yang perlu perhatian guna mendorong perekonomian Sulbar adalah meningkatkan investasi,” ujarnya.
Hal-hal yang perlu diperkuat dalam rangka mendorong investasi di Sulbar, antara lain penyelarasan antara RPJMD dan RUPM, perlunya Presentation Book guna mempromosikan investasi di Sulbar, peningkatan kompetensi SDM terutama terkait dalam komunikasi dan mempromosikan proyek investasi kepada calon investor, dan ketersediaan dokumen ketentuan daerah yang menjadi pertimbangan calon investor seperti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) maupun ketentuan yang mampu menarik investasi.
Inflasi Sulbar tahun 2021 tercatat 4,39 persen atau di atas sasaran 3%±1%. Beberapa komoditas penyumbang utama inflasi selama tahun 2021 antara lain minyak goreng, ikan segar, cabai, rokok, serta bahan bangunan dan jasa tukang.