SURABAYA – Setiap minggu, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) akan menjalani swab PCR. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya klaster sekolah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tiap minggu, siswa akan mengikuti swab PCR. Siswa yang mendapatkan tes akan dipilih secara acak.
”Akan di-swab secara berkala. Mereka diambil secara acak,” kata Eri pada Rabu 30 Maret 2022.
Dia bersyukur, sejauh ini, tes swab PCR menunjukkan hasil negatif. PTM telah diselenggarakan selama 3 hari. ”Alhamdulillah hasil-hasilnya negatif. Jadi (PTM) berjalan seperti biasa,” ujar Eri.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, masih ada siswa yang belum mengikuti PTM. Rata-rata, 10 persen siswa di tiap kelas mengikuti pembelajaran via daring.
”Alhamdulillah 80–90 persen siswa di Kota Surabaya sudah menigkuti PTM,” kata Yusuf ketika dihubungi.
Sebanyak 10 persen siswa yang tidak mengikuti PTM, disebut Yusuf karena berbagai hal. Salah satunya adalah izin orang tua.
”Izin orang tua jadi yang paling utama. Bila orang tua tidak memberikan izin, bisa mengikuti pembelajaran via daring. Sebab sekolah masih menyediakan opsi pembelajaran daring. Masih hybrid ya. Bukan berarti PTM 100 persen terus nggak ada daring,” papar Yusuf.
Bila siswa tidak bisa mengikuti PTM, dia menambahkan, sekolah akan memberikan metode home visit. Artinya, guru akan datang ke rumah siswa.
”Metode home visit sudah diberlakukan. Dilakukan untuk anak yang tidak bisa ikut PTM atau daring,” ucap Yusuf. (jpg)