JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) berhasil mencatatkan laba setelah pajak senilai Rp6,17 triliun pada 2021.
Atas dasar itu, Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi optimis mendominasi pasar Asia Pasifik 5 tahun ke depan.
“Kami optimis dapat menjamin keberlanjutan perusahaan dan mampu mendominasi pasar Asia Pasifik pada 5 tahun ke depan,” ujar Rahmad.
Dijelaskan, saat ini PKT berada dalam fase pertumbuhan kedua. Tentunya masih akan diperhadapkan Pandemi, serta menghadapi tantangan perubahan mendasar di dunia yang masih akan berpengaruh terhadap bisnis dan operasional, yaitu peningkatan kebutuhan kesehatan akibat pandemi, krisis rantai pasok global, ketahanan pangan di tengah makin terbatasnya lahan pertanian, tingkat kesejahteraan secara global yang berpengaruh terhadap permintaan pangan berkualitas, kesetaraan dan inklusivitas dalam seluruh aktivitas perusahaan, hingga transformasi bisnis ramah lingkungan.
Untuk itu, PKT terus menerapkan strategi inovasi bernilai tambah berbasis risiko dan diversifikasi usaha, dengan begitu PKT mampu menghadapi tantangan dan menjadikannya peluang yang memberikan keuntungan optimal.
Termasuk dengan mengambil langkah bertransformasi melalui growth strategy, dengan fokus pada 3 pilar utama, yakni keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia dan gas alam serta energi terbarukan, keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global.
Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta menambahkan, pihaknya juga mengedepankan Transformasi digital menyeluruh mulai dari produksi, distribusi hingga teknologi pemupukan terbukti memacu pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Terbukti, selama pandemi, 16 aplikasi yanh dibuat PKT telah berhasil meningkatkan produktivitas hingga 141 persen
Selain itu, PKT memiliki roadmap ESG yang berfokus pada pilar keberlanjutan dengan mengusung nilai pertanian berkelanjutan, sirkuler ekonomi, pemberdayaan, dan governance. Itu dinilai mampu menciptakan nilai tambah yang signifikan dan berkesinambungan antara perusahaan, lingkungan, dan masyarakat.
PKT juga akan terus fokus pada penerapan konsep CSV (Creating Shared Value) dalam pemberdayaan masyarakat Bontang dan Indonesia Timur.
“Kedepannya PKT akan terus memaksimalkan peran strategisnya mengingat peran vital pelaku industri pupuk bagi ketahanan pangan dan katalisator ekonomi,” tutup Hanggara. (***)