BKKBN Sosialisasikan RAN PASTI di Sulbar, Diharap Semua Pihak Peduli Dengan Stunting

  • Bagikan

Sulbar harus menjadi provinsi “percontohan” di Sulawesi dalam hal percepatan penurunan angka stunting.

Untuk memastikan komitmen bersama dalam percepatan penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  menggelar Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Hotel Grnad Maleo Mamuju Jumat, 18 Maret 2022.

BKKBN yang diberi amanah Presiden Joko Widodo sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting  sesuai Peraturan Presiden Nomor 72/2021, dengan  Sosialisasi RAN PASTI tersebut menguraikan penjelasan mengenai mekanisme tata kerja percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi, kabupaten dan kota serta desa. Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting di seluruh Sulawesi Barat “harus” segera dituntaskan di Bulan Maret 2022 ini agar dana yang telah dialokasikan bisa terserap maksimal dan tepat sasaran.

WASPADAI DAMPAK KERUGIAN AKIBAT STUNTING

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu  yang lama, infeksi berulang,  serta stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan sang anak.

Stunting ditandai dengan pertumbuhan yang tidak optimal sesuai dengan usianya.  Anak yang tergolong stunting biasanya pendek walau pendek belum tentu stunting  serta gangguan kecerdasan. Probematika stunting akan menyebabkan kesenjangan kesejahteraan yang semakin buruk bahkan stunting dapat menyebabkan kemiskinan antar generasi yang berkelanjutan.

Selain itu stunting dapat menyebabkan meningkatnya resiko kerusakan otak dan menjadi pemicu  penderitanya terkena penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit yang berkaitan dengan jantung di masa dewasa si anak.

Dengan ancaman kesehatan dan kecerdasan, maka generasi yang terkena stunting akan mengalami berbagai permasalahan dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin beragam kedepannya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan kerugian akibat stunting bisa mencapai 2 hingga 3 persen dari Pendapatan Bruto Domestik (PDB) setiap tahunnya. Saat membuka Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau Program Bangga Kencana di Jakarta, 22 Maret 2022 lalu, Ma’ruf Amin menghitung jika PDB Indonesia di tahun 2020 sebesar Rp 15 ribu triliun maka potensi hilangnya kerugian akibat stunting mencapai Rp 450 triliun.

“Tidak ada cara lain untuk mempercepat penurunan stunting selain mencegat dari sisi hulu dan menuntaskan di sisi hilir. Di sisi hulu, edukasi tentang rencana pernikahan harus dimulai dengan pre konsepsi pasangan calon pengantin. Pasangan calon pengantin harus lebih mengedepankan pre konsepsi ketimbang pre wedding yang memboroskan biaya. Agar bayi yang dilahirkan nanti sehat dan terbebas dari stunting, pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum menikah menjadi cara yang efektif untuk mencegah stunting,” ungkap Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Riyanto.

  • Bagikan