Porprov Sulbar 2022 Diadang Berbagai Kendala

  • Bagikan

MAMUJU – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulbar tahun 2022, masih diadang berbagai kendala. Kondisi ini membuat pelaksanaan event olahraga terbesar Sulbar tersebut, masih terkatung-katung.

Kendala dimaksud, adalah alokasi anggaran untuk perbaikan Stadion Manakarra yang dianggap tidak sesuai kebutuhan. Diperkirakan, perbaikan venue utama Porprov Sulbar ke-IV tersebut bakal menelan anggaran Rp 10 miliar. Namun yang dialokasikan hanya mencapai Rp 7 miliar.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Mamuju Hanapi, menyebut anggaran Rp 10 miliar yang dikucurkan oleh Pemprov Sulbar melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK), awalnya akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk pembenahan stadion yang rusak parah pasca gempa tahun lalu.

Namun ternyata, Pemprov Sulbar melakukan revisi atas proposal yang diajukan KONI Mamuju. Dari Rp 10 miliar kucuran dana Pemprov Sulbar, alokasi untuk Stadion Manakarra hanya Rp 7 miliar. Sedangkan Rp 3 miliar sisanya untuk anggaran pelaksanaan Porprov Sulbar.

“Anggaran dari provinsi tetap Rp 10 miliar. Namun, tidak semuanya untuk perbaikan fisik stadion. Tapi digunakan juga untuk pelaksanaan. Perbaikan stadion Rp 7 miliar dan untuk pelaksanaannya Rp 3 miliar,” terang Hanapi saat ditemui di kantornya, Senin 14 Maret 2022.

Hal itulah, kata dia, yang membuat desain perencanaan dan proposal direvisi. Lantaran terjadi perubahan alokasi anggaran. Sebab, rencana awal anggaran BKK Rp 10 miliar itu diperuntukkan bagi perbaikan stadion. Revisi tersebut dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mamuju.

Menurutnya, perubahan alokasi anggaran dilakukan agar alokasi dari Pemkab Mamuju sebesar Rp 5 miliar fokus pada perbaikan dan pengadaan venue. Juga termasuk biaya penyewaan venue swasta. Perbaikan akan dilakukan untuk lapangan voli, basket, takraw dan rehabilitasi GOR Manakarra.

Meski demikian, Hanapi belum mengetahui sejauh mana proses kucuran anggaran BKK Sulbar tersebut. Belum ada tanda-tanda anggaran yang dijanjikan Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, itu dikucurkan.

“Kita masih menunggu terus, kapan anggaran dicairkan. Semua sudah siap, tapi tidak bisa bergerak karena persoalan anggaran. Saya juga tak tahu apakah perubahan alokasi anggaran itu sudah disetujui Pemkab Mamuju atau tidak,” jelasnya.

Hanapi berharap, persoalan anggaran segera dituntaskan. Jika terus-terusan tarik ulur seperti ini, bukan tak mungkin pelaksanaan Porprov diundur dari jadwal semula. Apalagi venue cabang olahraga (cabor) tak ada satu pun yang siap dan memenuhi standar Porprov.

“Kalau BKK terlambat, misalnya baru turun di bulan empat atau lima, saya rasa tidak akan mencapai target pelaksanaan. Pekerjaan stadion saja butuh waktu lima sampai enam bulan. Lapangan stadion juga mau dibenahi,” ujarnya.

Hanapi mengaku, konsultan perbaikan Stadion Manakarra juga menunggu untuk segera melakukan perbaikan. Perbaikan akan menyentuh interior stadion, ruang ganti, tribun penonton, sentel ban atau arena lintasan tepi lapangan dan lapangan.

“Lebar dan panjang lapangan ditambah satu meter. Sentel ban dibuat lebar delapan meter. Memperkuat tribun, tower lampu juga mau dikeluarkan dan pembenahan ruang ganti. Semua perencanaan sesuai standar,” jelasnya.
Sisi lain, kata dia, pengurus cabor juga mengalami kendala dalam melakukan seleksi atlet. Pengurus cabor terkendala pada anggaran pembinaan atlet. “Mereka juga menunggu anggaran,” tandasnya.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulbar Saifuddin menjelaskan, anggaran Porprov Sulbar belum juga dikucurkan. Anggaran dimaksud dituangkan dalam bentuk BKK dari provinsi ke Kabupaten Mamuiu.

Dia pun mengaku, permintaan dari Pemkab Mamuju melalui proposal sudah diterimanya. Dan saat ini sedang proses pencairan. “Itu sudah sementara berproses dalam bentuk BKK,” ujar Saifuddin, Senin 14 Maret.

Hanya saja, Saifuddin berharap seluruh pihak bersabar menunggu. “Yang namanya pencairan, itu butuh proses. Kita berharap, tidak lama lagi itu bisa dicairkan,” ungkapnya.

Dia pun menyebutkan, besaran BKK tersebut tidak ada perubahan. “Tetap Rp 10 miliar, hanya saja ada memang yang untuk pekerjaan fisik, dan ada untuk persiapan kegiatan saat porprov nanti,” terang Saifuddin. (ajs-imr/dir)

  • Bagikan