MAMUJU – Kelangkaan minyak goreng memberi dampak pada penurunan produksi sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Mamuju.
Bahkan beberapa pelaku UMKM yang memproduksi olahan yang digoreng memilih untuk berhenti berproduksi sementara waktu, lantaran bahan baku minyak goreng sulit didapatkan di pasaran.
Penanggungjawab Rumah BUMN Mamuju Nia Asniati yang aktif mendampingi pelaku UMKM mengaku menerima banyak keluhannya dari para pelaku usaha. Untuk itu, ia berinisiatif untuk melakukan pendataan terhadap kebutuhan minyak goreng pelaku UMKM di Mamuju.
“Saya coba mendata berapa kebutuhan mereka, kemudian setelah ada data saya coba bangun komunikasi dengan berbagai pihak. Akhirnya ada distributor yang bisa memberikan stoknya untuk pelaku UMKM,” kata Nia saat dikonfirmasi, Senin 21 Februari 2022.
Nia menjelaskan, minyak yang diperuntukkan untuk pelaku UMKM jumlahnya terbatas, hanya 135 jerigen kemasan lima liter. Minyak tersebut disalurkan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha yang telah ia data sebelumnya.
“Ada yang kebutuhannya sepuluh liter, tapi rata-rata lima liter. Kami lihat juga dari jenis produk yang mereka olah,” ungkap Nia.
Nia berharap, kelangkaan minyak goreng bisa segera teratasi, karena banyak pelaku UMKM yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama produksi. Apalagi menjelang bulan ramadan, kebutuhan minyak goreng biasanya meningkat.
“Semoga segera normal, banyak ibu-ibu juga sudah mulai khawatir, karena sudah mau masuk bulan puasa, tapi kami harap stok dan harga minyak goreng sudah bisa stabil dalam waktu dekat,” pungkas Nia. (rez/ham)