MAJENE – Cuaca ekstrim yang melanda perairan Kabupaten Majene, membuat para neleyan engga melaut untuk sementara waktu. Ombak di perairan ini cukup tinggi dan berisiko bagi nelayan.
“Untuk sementara kita tidak melaut karena ombak sangat tinggi. Ketinggian ombak mencapai satu hingga dua meter,” ucap salah seorang nelayan, Wahid, Senin 21 Februari 2022.
Kata dia, selain ombak tinggi, angin juga cukup kencang. “Olehnya itu kita terpaksa tidak melaut karena takut tenggelam akibat ombak tinggi dan angin kencang,” tutur Wahid.
Prakirawan BMKG Sulbar Bagus Batara Putra mengatakan, wilayah Sulbar umumnya cenderung didominasi hujan ringan hingga lebat. Potensinya terjadi secara meluas hampir di seluruh kabupaten di provinsi ini, seperti di Kabupaten Mamasa, Polewali Mandar (Polman), Majene, Mamuju, Mamuju Tengah (Mateng), dan Pasangkayu, hingga tiga hari ke depan.
“Untuk hujan, dengan tingginya intensitas curah hujan tersebut tentu patut diwaspadai dengan adanya bencana-bencana meteorologi, khususnya seperti banjir dan tanah longsor,” ucapnya saat ditemui.
Kondisi ini dapat terus terjadi selama sepekan. Selain itu, Selat Makassar bagian selatan juga patut diwaspadai untuk nelayan yang menggunakan perahu atau kapal kecil, karena tinggi gelombangnya diperkirakan berkisar 1,25 hingga 2,5 meter.
“Tinggi gelombangnya diperkirakan berkisar 1,25 hingga 2,5 meter. Cenderung bahaya bagi nelayan yang menggunakan perahu kecil melaut,” kata Bagus.
Sementara ketinggian gelombang untuk Selat Makassar bagian tengah dan utara diperkirakan rendah, berada di kisaran setengah meter hingga 1,5 meter. “Tidak hanya intensitas hujan yang perlu diwaspadai ataupun tinggi gelombang, tetapi juga kecepatan angin di daratan yang terjadi dua hingga 20 kilometer per jam,” ujar Bagus.
Ia pun berharap, masyarakat tetap waspada atas potensi bencana yang dapat terjadi, umumnya di wilayah pesisir dan pegunungan. (mab/mkb)