Death on the Nile, Cinta Segitiga Berujung Misteri Pembunuhan

  • Bagikan

Sayang, rilis proyek besutan Kenneth Branagh itu “tersandung” banyak hal. Selain penundaan karena pandemi, beberapa cast-nya sempat terlibat skandal. Yang jadi sorotan, tentu Armie Hammer yang dilaporkan atas kasus pelecehan dan kekerasan seksual. Pihak 20th Century pun sempat “mengecilkan” porsi Hammer di trailer dan poster. Namun, keberadaannya di film tetap sama dan seakan-akan tidak terpengaruh. Selain itu, sikap Gal Gadot, pemeran istri Simon Linnet, terhadap konflik Israel-Palestina memengaruhi penerimaan film itu di beberapa negara.

Dalam wawancara di awal pekan ini, Branagh menyatakan, Death on the Nile berusaha menghadirkan kisah misteri yang menghibur. Dia memanfaatkan para cast berbintang untuk menampilkan drama antartokoh. “Kami menyelami kisah cinta segitiga berbahaya, yang juga melibatkan pertemanan. Film ini mengajak kalian ikut berpikir: siapa yang kau cintai, benci, dan inginkan?” paparnya sebagaimana dikutip laman STACK.

Meski demikian, misi nomine Sutradara Terbaik Oscars 2022 itu tampaknya gagal diterjemahkan di film. Di laman Rotten Tomatoes, Death on the Nile hanya mencatat skor 65 persen. Film itu lemah dalam penceritaan. Nama-nama bertalenta yang ditampilkan pun seakan-akan mubazir. Dalam ulasannya di Wall Street Journal, Joe Morgensten menilai, film tersebut hambar meski memiliki setting dan pemilihan kostum yang detail serta apik.

“Style film ini mirip dengan perisa pasta gigi produksi pabrikan besar saat ini: artifisial dan ’terasa’, tapi terlalu umum,” paparnya.

Peter Travers dari ABC News beranggapan, Death on the Nile punya visual retro yang menawan. “Bahkan naskah jelek dan efek komputer yang kasar pun tak dapat menghancurkannya,” paparnya.

Kontributor New York Times Nicolas Rapold mengkritik, Branagh gagal mengeksekusi cerita. “Film ini melupakan kebahagiaan sederhana, yakni cast terlalu banyak, dan mengacak-acak kisahnya,” tegasnya. (jpg)

  • Bagikan