Galang Perguruan Tinggi Menanggulangi Stunting, Nuryamin: Musuh Besar Kita Bersama

  • Bagikan

MAMUJU–Berada diperingkat kedua prevalensi stunting (Kekurangan Gizi Kronis) seacara nasional. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar terus melakukan berbagai Upaya. Salah satu upaya dianggap dapat mempercepat menurunan stunting dengan jalan menggaet perguruan tinggi di Sulbar.

“Stunting adalah musuh besar kita bersama. Kita tidak ingin anak Sulbar tidak memiliki dengan daya saing yang diakibatkan stunting. Kita tidak ingin perguruan tinggi di Sulbar kosong karena serangan stunting,” tegas Kepala BKKBN Sulbar, Nuryamin dalam sambutannya.

Nuryamin menaruh berharap besar terhadap perguruan tinggi di Sulbar untuk bersama-sama menanggulangi stunting. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran penting menyukseskan program percepatan penurunan stunting.

Selain menggaet perguruan tinggi, BKKBN Sulbar juga juga menggandeng Dharma Wanita Provinsi, Perkumpulan Juang Kencana (Juken) Provinsi, Asosiasi Pemerintah Desa Provinsi dan Lembaga Swadaya dan Organisasi Masyarakat (LSOM) yaitu Apkan dan Galaksi. ”Saat ini, kita juga melibatkan LSM. Kita butuh pengawalan dari semua pihak hingga pelaksanaan program stunting sesuai dengan harapan,” ujar Nuryamin.

Bagi Nuryamin di awal tahun ini cukup membahagiakan bagi BKKBN Sulbar. Lantaran dapat dilakukan menandatangani kerjasama dengan mitra. Bekerja sama dalam percepatan penurunan dan pencegahan stunting. “Hari ini merupakan hari yang bahagia buat saya,” ungkap Nuryamin.

Dijelaskan, berdasarkan data dari Kemenkes RI SSGI (2021), Sulbar merupakan peringkat kedua tertinggi prevalensi stunting secara nasional, yaitu sebesar 33,8 persen. Sedang tingkat kabupaten, Majene sebesar 35,7 persen, Mamasa 33,7 persen, Pasangkayu, 28,6 persen, Polewali Mandar, 36,0 persen, Mamuju 30,3 persen serta Mamuju Tengah, 26,3 persen.

“Apa yang sudah kita sepakati bisa terlasana dengan baik. Mari sama-sama kita buka diri untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting di Sulbar,” pinta Nuryamin.

Asisten II Pemprov Sulbar, Jamil Barambangi menanggapi angka stunting di Sulbar yang masih tinggi mengakui karena tidak ada perencanaan saat membangun keluarga. Menikah diusia muda. Kurangnya pengetahuan, minat baca rendah. Terakhir ledakan kelahiran pada pasca pandemi.

“Itu semua, penyebab terjadinya stunting di Sulbar. Peran penting semua pihak. Khususnya BKKBN Sulbar untuk terus melakukan sosialisasi tentang bagaimana cara mencegah dan apa yang dilakukan agar terhindar dari stunting,” saran Jamil. (ian)

  • Bagikan