Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga Rawan Penimbunan

  • Bagikan

MAMUJU – Kebijakan minyak goreng satu harga disambut positif masyarakat. Tapi di sisi lain, ini berpotensi menimbulkan masalah baru, yakni aksi borong dan penimbunan.

Harga minyak goreng di ritel modern sudah Rp 14.000 per liter. Meski sudah murah, namun minyak goreng itu tak lagi mudah dijumpai. Beberapa ritel modern sering kekosongan stok.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju Andi Acce Tenrisaung mengatakan, sejak penetapan satu harga pihaknya terus memantau penjualan di ritel modern. Ia meminta ritel modern membatasi penjualan maksimal dua liter per orang.

Hanya saja, ia tak menampik jika pengawasan dengan membatasi penjualan tidak begitu efektif. Tidak dipungkiri ada yang membawa serta keluarganya agar bisa mendapatkan stok banyak atau berpindah tempat dari ritel modern satu ke ritel modern lainnya untuk mendapatkan lebih banyak minyak goreng.

“Kita batasi dua liter per orang di setiap ritel modern. Dari hasil pemantauan kami, itu yang kita lihat. Ritel modern hanya melayani satu kali transaksi. Tapi, entahlah kalau mereka datang bersama keluarganya, kami tidak tahu,” kata Tenri, Senin 24 Januari 2022.

Menyiasati hal tersebut, Tenri mengaku, pemerintah pusat saat ini juga menginstruksikan agar kebijakan satu harga tidak hanya berlaku di ritel modern, tetapi menjalar ke pasar-pasar tradisional.

“Kami turun pantau di pasar tradisional karena katanya harga di pasar juga bakal mengalami penyesuaian. Sudah ada beberapa distributor di pasar yang menyesuaikan harga. Nantinya itu satu harga semua,” jelas Tenri.

Tenri mengaku, saat ini sudah ada beberapa merk minyak goreng yang melakukan penyesuaian harga, yakni Tropical, Sedaap dan Sania. Hanya saja, penjualannya masih dibatasi.

“Kebijakan satu harga baik di ritel modern dan pasar tradisional untuk menghindari juga kecemburuan sosial antara pedagang di pasar dan ritel modern.

Pihak Hypermart Mamuju, Hasri mengaku, meski telah membatasi penjualan sebanyak dua liter per orang, namun stok minyak goreng sudah habis di tempatnya. Pihaknya juga belum mengetahui kapan stok datang dari supplier.

“Kalau secara terang-terangan (beli banyak, red) kita tidak tahu. Kita tidak bisa tahu siapa yang beli banyak dan tidak, karena rata-rata mereka beli satu kemasan,” jelasnya.

Ia mengaku, stok minyak goreng yang terjual beberapa hari lalu di Hypermart sebanyak 300 dos atau 1.800 pcs, habis dalam sehari. (ajs)

  • Bagikan