MAMUJU — Keterbatasan angggaran daerah menjadi kendala Provinsi Sulbar tidak makimal melakukan intervensi pada sejumlah desa yang masuk area tidak terakses jaringan internet, atau blank spot.
Upaya Pemprov Sulbar, yaitu melalui Program Mandiri Cerdas Sehat (Marasa) dalam bentuk pemasangan internet desa di sejumlah desa terpencil. Namun hal itu belum cukup memenuhi kebutuhan desa-desa di Sulbar.
Sehingga, Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar menemui Menteri Komunikasi dan Informatika RI Jhonny G Plate, untuk meminta dukungan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (DiskominfoPers) Sulbar Mustari Mula, mendampingi Gubernur Sulbar pada pertemuan itu.
Mustari membeberkan, beberapa poin menjadi bekal untuk ditindaklanjuti. Salah satunya, sinkronisasi data daerah blank spot. “Mensiknronkan data dari Bakti dan Diskominfo Sulbar terkait daerah blank spot,” beber Mustari 24 Januari 2022.
Hal yang sama disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sulbar Muhammad Jaun. Ia mengatakan, masih banyak desa belum terakses jaringan. Tentunya, membutuhkan dana besar serta jangka panjang untuk mengintervensi desa tersebut.
Di sisi lain, Sulbar diperhadapkan pandemi Covid-19 dan bencana gempa tahun 2021 lalu membuat sejumlah anggaran beralih ke penanganan bencana. Disebutkan, berjalannya program Marasa atau internet desa sejak 2019 telah mengintervensi 56 desa hingga 2021.
Kini tersisa sekira 180 desa belum terakses jaringan internet. Inilah menjadi bahan paparan oleh Gubernur Sulbar kepada Menkominfo RI, kemarin. Hal lain, menyinggung terkait transformasi digital. Kemenkominfo siap mendukunng pemberian kuota pengembangan kualitas SDM di bidang literasi digital di Sulbar. (imr/dir)