JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan banyak usulan terkait dengan nama ibu kota baru di Kalimantan Timur.
“Dan ini banyak sekali, di antaranya misalnya Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, Pertiwipura, Wanapura, Cakrawalapura, Kertanegara, ada sekitar 80-an lebih,” ujar Suharso dalam rapat Pansus RUU IKN di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1).
Namun demikian, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menuturkan, akhirnya Presiden Jokowi memutuskan Nusantara Jaya sebagai nama bagi ibu kota negara baru tersebut.
“Tetapi kemudian akhirnya dipilih kata Nusantara tanpa kata Jaya,” katanya.
Suharso mengatakan, menurut ahli bahasa bahwa Nusantara memiliki arti adalah satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus setingkat provinsi.
“Menurut ahli bahasa menjadi ibu kota negara yang bernama Nusantara adalah satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus setingkat provinsi,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengaku Presiden Jokowi sudah memberi nama ‘Nusantara’ bagi ibu kota negara baru tersebut.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menuturkan, sebenarnya nama ibu kota negara baru tersebut akan dikirimkan berbarengan dengan Surat Presiden (Surpres) tentang Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) pada 29 September 2021 lalu. Namun mendadak nama ibu kota baru itu batal untuk diserahkan ke DPR berbarengan dengan Surpres.
Suharso menjelaskan alasan Presiden Jokowi memutuskan nama ibu kota negara baru tersebut Nusantara lantaran nama tersebut sudah dikenal sejak lama.
Suharso berharap nama Nusantara sebagai ibu kota negara baru tersebut bisa menggambarkan ke-Nusantaraan Indonesia. Dia mengklaim semua pihak setuju dengan nama yang diputuskan oleh Presiden Jokowi ini. (jpg)