MAMUJU – Jelang akhir tahun, terjadi gejolak harga elpiji. Tiba-tiba saja, harga isi ulang elpiji untuk tabung 5,5 kilogram (kg) dan 12 kg mengalami kenaikan cukup signifikan.
Kondisi tersebut akibat kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga. Alasannya, kenaikan itu karena merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang terus meningkat sepanjang tahun 2021.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting mengatakan, perseroan menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk November 2021 mencapai ISD 847 per metrik ton. Harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.
“Penyesuaian harga elpiji non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga empat tahun lalu,” kata Irto.
Menurutnya, besaran penyesuaian harga elpiji non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per Kg. “Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG kedepan serta menciptakan fairness harga antar daerah,” imbuhnya.
Irto menyebut, elpiji subsidi 3 kilogram (kg) yang secara konsumsi nasional mencapai 92,5 persen tak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Sehingga, harga elpiji PT Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500/kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 kilogram, Filipina sekitar Rp 26.000 kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.000 kilogram. Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing.
“Pertamina akan memastikan stok dan distribusi elpiji berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan elpiji yang tepat sasaran,” pungkasnya.
Di sisi lain, distribusi elpiji subsidi tiga terbilang masih stabil. Tanda kelangkaan dan lonjakan harga isi ulang tidak begitu terlihat.
Manajemen PT Hamirna Mitra Tama Mamuju, Tati Munir, selaku salah satu agen elpiji di Mamuju, mengatakan, permintaan gas elpiji baik subsidi maupun non subsidi masih terbilang normal. Tidak ada lonjakan permintaan, bisa dipenuhi semua.
“Saat ini kita mau habiskan stok karena akhir tahun. Kita mau salurkan semua ke pangkalan karena tanggal 1 Januari, ada masuk lagi. Sekarang gas elpiji 3 kg masih ada 218 tabung. Besok (hari ini) rencana kita mau habiskan semuanya,” kata Tati, pada Radar Sulbar, Kamis 30 Desember 2021.
Begitu pun, kata dia, dengan gas elpiji ukuran 5,5 kg dan 12 kg. Tidak ada permintaan signifikan. Hanya saja harganya mengalami kenaikan. “Kalau 5,5 kg ke konsumen itu Rp 91 ribu dan elpiji 12 Kg sebesar Rp 191 ribu. Itu harga yang kita lempar ke konsumen. Ini bukan subsidi jadi tergantung dijual berapa. Tapi pasarannya begitu. Jadi kemungkinan ada perbedaan harga dengan toko lain. Sebab bukan barang subsidi, jadi tidak ada HET yang mengatur,” ujarnya.
Kepala Bidang Perlindungan Konsumen, Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju, Andi Ecce Tenrisaung menjelaskan, kebutuhan elpiji baik subsidi maupun non subsidi mencukupi di akhir tahun ini. Hal itu ditandai tidak terjadinya lonjakan permintaan.
“Kalau kelangkaan tidak, apalagi gas tiga kilogram. Selalu ada penambahan kuota dari Pertamina kalau di hari tertentu. Seperti Nataru (Natal dan Tahun Baru, red) ini,” jelas Tenri.
Terkait harga, kata dia, setiap pangkalan sudah menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk elpiji 3 kg di Mamuju, yakni Rp 18.500. Harga tersebut sudah diatur dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Mamuju.
“Hanya gas 5,5 dan 12 kilogram yang mengalami kenaikan. Itu harganya kalau 5,5 Kg sekira 95 ribu dan gas 12 Kg sekira Rp 195 ribu,” sebutnya.
Sementara, kata dia, harga elpiji 3 Kg di setiap agen hanya Rp 16.000. Margin keuntungan agen yang bisa diperoleh ketika menjualnya ke pangkalan hanya Rp 2.500. Itu diatur dalam SK Bupati Mamuju.
“Kalau pangkalan tidak bisa terlalu tinggi harganya. Kecuali pengecer. Pengecer biasa menaikkan harga karena pertimbangannya jarak dari pangkalan dan lokasi pengecer. Paling tinggi naiknya Rp 5 ribu,” terang Tenri.
Salah seorang pengecer, Fadlan mengaku, menjual gas elpiji 3 kg seharga Rp 20 ribu. “Kalau saat ini normal penjualan. Tidak ada kelangkaan. Tapi kalau gas 5,5 Kg dan 12 Kg, tidak kita jual. Itu di pangkalan atau agen,” pungkasnya. (ajs/dir)
Berikut Harga Penjualan Elpiji di Mamuju
Harga Agen:
LPG 3 Kg: Rp 16.000
LPG 5 Kg: Rp 76.000
LPG 12 Kg: Rp 163.000
Harga Pangkalan:
LPG 3 Kg: Rp 18.500
LPG 5 Kg: Rp 91.000 – Rp 95.000
LPG 12 Kg: Rp 191.000 – Rp 195.000
Harga Penyalur:
LPG 3 Kg: Rp 20.000-25.000
LPG 5 Kg: Rp –
LPG 12 Kg: Rp –
Sumber: Olah Data Radar Sulbar